Pengertian feature


Share on :

PENGERTIAN FEATURE
Cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang kadang subyektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan memberi informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan atau aspek kehidupan (Wicaksono, 2007). Menurut Santana K. (2005: 11) kisah feature memang orisinal dan bersifat deskriptif. Bisa saja dalam sebuah feature dipenuhi dengan orisinalitas dan deskripsi penulis yang menghibur, dan sedikit informasi. Atau, penulisnya lebih banyak menginformasikan amatanya dengan sedikit menghibur. Tulisan feature yang bagus mengkombinasikan segala aspeknya dengan baik dan proporsional.


feature
 adalah tulisan hasil reportase (peliputan) mengenai suatu objek atau peristiwa yang bersifat memberikan informasi, mendidik, menghibur, meyakinkan, serta menggugah simpati atau empati pembaca. (LeSPI, 1999-2000). Sisi-sisi kemanusiaan atauhuman interest merupakan aspek yang paling dominan dalam sebuah produk tulisanfeature. Pengertian feature yang demikian sebetulnya tidaklah begitu saklek karena masing-masing penulis memiliki arti tersendiri. Dalam penulisan feature, kehendak, opini atau subyektifitas pandangan penulis sangat mungkin untuk dimasukan, meskipun tidak secara mencolok. Opini itu tersamar dalam pelukisan suasana, penggunaan contoh-contoh, serta penyertaan narasumber pilihan yang dapat dipertanggungjawabkan kredibilitasnya.


Ciri-ciri feature

1. Lengkap
Sebuah feature disebut lengkap bila menyatukan bagian-bagian fakta dari suatu peristiwa, dan memadukan jalan pikiran penulisnya dalam bagian pendahuluan, rincian atau uraian , dan kesimpulan atau penutup (punch).
2. Melawan Kebasian
Feature dapat menjadi alat ampuh melawan kebiasaan berita. berita hanya berumur 24 jam. Dengan feature, sebuah berita dapat dipoles menjadi menarik kembali dan tetap aktual.
3. Non Fiksi
Feature merupakan pengungkapan fakta-fakta yang dirangkai menjadi satu kesatuan dan memebrikan gambaran yang jelas dan utuh kepada pembaca mengenai suatu peristiwa atau suatu objek.
4. Bagian Dari Media Massa
Sebuah feature harus disajikan dalam media massa, baik cetak (surat kabar, majalah dan buletin) maupun elektronik (televisi dan radio, kalau sekarang web dan blog termasuk juga khan…?)
5. Panjang tak Tentu
Belum ada ketentuan mengenai panjang pendeknya sebuah feature, sehingga tulisanfeature sangat bervariasi tergantung penulisnya. Panjang pendeknya sebuah featuretergantung pada penting-tidaknya peristiwa, menariknya aspek yang diungkap, dan bagaimana penulis berusaha mewarnai feature sehingga memikat dari awal sampai akhir.

Sifat-sifat Feature

1. Kreatif
Feature membutuhkan kreativitas penulisnya, dalam mencari objek tulisan yang khas, yang kadang-kadang merupakan peristiwa biasa, namun belum pernah atau jarang terungkap.
2. Variatif
Sebuah feature ditulis dengan gaya penulisan yang variatif dengan mampu membangkitkan imajinasi pembacanya. Diksi atau pilihan kata, komposisi atau rangkaian kata-kata, kalimat dan paragrafnya, dari fakta-fakta yang diperoleh ditulis tidak monoton, hidup dan variatif.
3. Subyektif
Feature bersifat subyektif. Yakni sangat tergantung sudut pandang, wawasan, intelektual, ketrampilan, dan karakter penulisnya.
4. Informatif
Feature membantu pembaca dengan memperjelas suatu keadaan untuk merasakan gambaran dari suaru kejadian, atau mempengaruhinya bertindak atau percaya. Nilai informatif feature berbeda dengan berita langsung yang benar-benar menyajikan informasi. Informasi dalam feature lebih mendalam dan lengkap.

Karakteristik feature :
1. Kreatif: memungkinkan penulis "mencipta" sebuah cerita (dengan teknik berkisah), namun bukan cerita fiktif
2. Subjectif: dengan penggunaan model aku, memungkinkan penulis memasukkan emosi dan pikirannya.
3. Informatif: Feature memang terkadang tidak memiliki nilai berita. Ia justeru cenderung memberi nilai informasi mengenai situasi/aspek kehidupan
4. Menghibur: Bahan feature dengan sengaja dicarikan dari cerita yang ekslusif dan ditulis secara mendalam (indepth), termasuk aspek humor yang menyertainya
5. Awet: berita bisa basi dalam 24 jam, tapi feature tak akan pernah basi.

Jenis-jenis Feature
1.Feature berita
Yaitu suatu feature yang lebih banyak mengandung unsur beritanya, dan berhubungan dengan peristiwa aktual yang menarik perhatian khalayak. Feature ini biasanya adalah merupakan pengembangan dan pendalaman (News analisys) dari sebuah Straight News atau issue yang masih menjadi perhatian publik.
2.Feature Opini
Feature jenis inipun biasanya terkait secara langsung atau tidak langsung dengan isu-isu yang masih aktual tentang sebuah peristiwa, sebuah ide/gagasan, atau sebuah statemen (pernyataan) orang penting, dan lain-lain. Bisa juga termasuk ke dalam jenis ini adalah artikel tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, fenomena kehidupan sosial-ekonomi, politik, kebudayaan, kesusteraan, dan lain-lain.
3. Feature Human Interest

Yaitu Feature yang muatan isinya langsung dapat menyentuh rasa perikemanusiaan pembaca, seperti kegembiraan, kejengkelan, bahkan kebenciannya. Contohnya adalah feature tentang anak jalanan di Jakarta, perilaku penyimpangan seksual di kalangan remaja, merebaknya perilaku peyalahgunaan narkoba, dan sejenisnya.
4. Feature Profil Tokoh (biografi)
Feature ini bercerita tentang penampilan (profil) dan biografi singkat tokoh-tokoh tertentu yang menarik untuk dibaca. Contoh feature jenis ini misalnya adalah tulisan tentang seorang tokoh yang baru meninggal (in memoriam)
5. FeaturePerjalanan/Petualangan
Feature ini biasanya ditulis oleh pelaku perjalanan atau petualangan secara langsung atau tak langsung. Tulisan ini mengungkap laporan kisah perjalanan, fakta-fakta yang ditemui, dan kesan-kesan yang dirasakan selama perjalanan itu. Dalam Feature jenis ini, subjektifitas penulis sangat menonjol dengan sudut pandang "aku" atau "kami".
6. Feature Sejarah
Feature ini bercerita tentang fakta-fakta sejarah peristiwa dan tokoh masa lampau di suatu daerah atau tempat. contohnya tentang peristiwa proklamasi kemerdekaan RI, strategi dakwah Islam para wali songo di pulau jawa, dan lain-lain. Feature sejarah yang baik, mampu membawa pembacanya ke masa silam. Seolah para pembaca ikut masuk ke dalam peristiwa sejarah yang dibacanya.
7. Feature Tips
Feature ini dikenal juga dengan informasi how to do it. Misalnya tentang model pakaian, cara membuat dan menjahitnya, tentang resep makanan, merangkai bunga, kerajinan tangan, merawat dan mengoperasikan kamera, dan sejenisnya.


Tekhnik Penulisan Feature
Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ''mengisahkan sebuah cerita''. Memang itulah kunci perbedaan antara berita ''keras'' (spot news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah.
Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama.
Agak berbeda dengan berita lugas (straight News), struktur penulisan feature tidak selalu menggunakan metode ''Piramida terbalik'' yaitu dengan susunan tulisan yang meletakkan informasi-informasi pokok di bagian atas, dan informasi yang tidak begitu penting di bagian bawah, Struktur penulisan feature tidak terlalu baku. Jadi ia tergantung jenis featurenya.
Namun pada umumnya, dalam penulisan feature di media massa cetak –yang selalu terbatasi tenggat waktu/deadline dan keterbatasan ruang halaman—maka bentuk piramida terbalik masih digunakan. Hanya saja ada tambahan berupa ending yang berisi ringkasan atau kesimpulan dari keseluruhan isi feature.

Persyaratan Pokok Menulis Feature
1. penguasaaan bahasa Indonesia secara baik dan benar
2. Mengetahui pengetahuan yang luas tentang jiwa manusia
3. Memiliki pengetahuan umum yang luas
4. Memiliki pandangan yang dewasa terhadap etika dan budaya masyarakat sendiri
5. memiliki ketajaman pikiran untuk melihat persoalan kemasyarakatan

Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan bahwa para ahli jurnalistik belum ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing-masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang pengertian feature. Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan news, artikel (opini), kolom, dan analisis berita.
Menurut Daniel R. Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan. Maksudnya, tiap orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam kata-kata. Ada pula sebuah definisi yang mengatakan bahwa feature adalah adalah tulisan dalam media massa yang bersifat lebih bebas dan disusun dengan mengandalkan gaya individual.
Istilah feature yang setiap hari terdengar diruangan redaksi, memiliki berbagai arti. Ia merupakan “bak sampah” para redaktur, dimana tulisan-tulisan yang tidak layak berita ditampung disini untuk dijadikan feature.
Menurut Charnley, istilah feature sebenarnya mencakup juga beragam berita yang mengandung isi yang nonimajinatif maupun yang nonemotif. Dalam arti luas, katanya, akan amanlah jika dikatakan bahwa feature adalah berita yang bahannya dipilih untuk disajikan terutama karena unsur beritanya bukan ditekankan pada aktualitas.
Pendekatan Charnley ini mengurangi pemberian tekanan pada nilai-nilai emosional yang terdapat dalam defenisi Mckinney, maupun pada unsure aktualitas yang terdapat dalam berita-berita formal. Pendekatan tersebut sebaliknya menyatakan bahwa aktualitas bukan ciri dominan sebuah berita feature, baik bagi media sendiri maupun bagi konsumen. Perhatian yang sesungguhnya terpusat pada satu atau lebih dari unsure lain. secara spesifik, kalangan redaktur menunjuk semua jenis berita berikut yaitu: sebagian punya nilai berita dan sebagian lagi tidak. (Prof.DR. Muhammad Budyatna, M.A.: 221).
Feature merupakan  bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa.
Jadi, Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ‘’mengisahkan sebuah cerita’’. Itulah kunci perbedaan antara berita ‘’keras’’ (spot news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu.
Batasan feature macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai : karangan khas. Rasanya, pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi feature yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan”. ( seandainya saya wartawan tempo : 9).
Asep Syamsul M. Romli menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain:
1. Mengandung segi human interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi—menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch—menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
2. Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel—bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.
Jadi, feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Ia menjadi bagian dari pemenuhan fungsi menghibur (entertainment) sebuah surat kabar.
Menurut Asep Syamsul M. Romli dalam bukunya Jurnalistik Praktis, dikatakan bahwa para ahli jurnalistik belum ada kesepakatan mengenai batasan feature. Masing-masing ahli memberikan rumusannya sendiri tentang feature. Jadi, tidak ada rumusan tunggal tentang pengertian feature. Yang jelas, feature adalah sebuah tulisan jurnalistik juga, namun tidak selalu harus mengikuti rumus klasik 5W + 1 H dan bisa dibedakan dengan news, artikel (opini), kolom, dan analisis berita.
Menurut Daniel R. Williamson (1983), misalnya, feature ibarat desir angin di antara pepohonan. Maksudnya, tiap orang mudah merasakannya, namun sulit merumuskan rasa itu dalam kata-kata. Ada pula sebuah definisi yang mengatakan bahwa feature adalah adalah tulisan dalam media massa yang bersifat lebih bebas dan disusun dengan mengandalkan gaya individual.
Istilah feature yang setiap hari terdengar diruangan redaksi, memiliki berbagai arti. Ia merupakan “bak sampah” para redaktur, dimana tulisan-tulisan yang tidak layak berita ditampung disini untuk dijadikan feature.
Menurut Charnley, istilah feature sebenarnya mencakup juga beragam berita yang mengandung isi yang nonimajinatif maupun yang nonemotif. Dalam arti luas, katanya, akan amanlah jika dikatakan bahwa feature adalah berita yang bahannya dipilih untuk disajikan terutama karena unsur beritanya bukan ditekankan pada aktualitas.
Pendekatan Charnley ini mengurangi pemberian tekanan pada nilai-nilai emosional yang terdapat dalam defenisi Mckinney, maupun pada unsure aktualitas yang terdapat dalam berita-berita formal. Pendekatan tersebut sebaliknya menyatakan bahwa aktualitas bukan ciri dominan sebuah berita feature, baik bagi media sendiri maupun bagi konsumen. Perhatian yang sesungguhnya terpusat pada satu atau lebih dari unsure lain. secara spesifik, kalangan redaktur menunjuk semua jenis berita berikut yaitu: sebagian punya nilai berita dan sebagian lagi tidak. (Prof.DR. Muhammad Budyatna, M.A.: 221).
Feature merupakan  bentuk tulisan yang dalam dan enak untuk disimak. Kisahnya deskriptif, memaparkan peristiwa secara objektif, sehingga bisa membangkitkan bayangan-bayangan kejadian yang sesungguhnya kepada pembaca. Redaktur Senior Majalah Gatra, Yudhistira ANM Massardi, mengatakan, Feature bukan karya fiksi, tapi karya jusnalistik. Karenanya, Featur harus memiliki satu makna, satu arti, tidak seperti karya sastra yang banyak arti tergantung si pembacanya. Feature juga disebut karya “sastra jurnalistik” karena sangat bertumpu pada kekuatan deskripsi yakni mampu mengambarkan situasi dan suasana secara rinci, hidup, berkeringat (basah), beraroma, membuka pintu akal, membetot perhatian, meremas perasaan, sehingga imajinasi pembaca terbawa ke tempat peristiwa.
Jadi, Jika dalam penulisan berita yang diutamakan ialah pengaturan fakta-fakta, maka dalam penulisan feature kita dapat memakai teknik ‘’mengisahkan sebuah cerita’’. Itulah kunci perbedaan antara berita ‘’keras’’ (spot news) dan feature. Penulis feature pada hakikatnya adalah seorang yang berkisah. Penulis melukis gambar dengan kata-kata: ia menghidupkan imajinasi pembaca; ia menarik pembaca agar masuk ke dalam cerita itu dengan membantunya mengidentifikasikan diri dengan tokoh utama. Penulis feature untuk sebagian besar tetap menggunakan penulisan jurnalistik dasar, karena ia tahu bahwa teknik-teknik itu sangat efektif untuk berkomunikasi. Tapi bila ada aturan yang mengurangi kelincahannya untuk mengisahkan suatu cerita, ia segera menerobos aturan itu.
Batasan feature macam-macam. Umumnya orang mengartikannya sebagai : karangan khas. Rasanya, pengertian itu belum menjelaskan apa-apa. Deskripsi feature yang agak jelas barangkali yang ini, “cerita feature adalah artikel yang kreatif, kadang-kadang subjektif, yang terutama dimaksudkan untuk membuat senang dan member informasi kepada pembaca tentang suatu kejadian, keadaan, atau aspek kehidupan”. ( seandainya saya wartawan tempo : 9).
Asep Syamsul M. Romli menjelaskan bahwa dari sejumlah pengertian feature yang ada, dapat ditemukan beberapa ciri khas tulisan feature, antara lain:
1. Mengandung segi human interest
Tulisan feature memberikan penekanan pada fakta-fakta yang dianggap mampu menggugah emosi—menghibur, memunculkan empati dan keharuan. Dengan kata lain, sebuah feature juga harus mengandung segi human interest atau human touch—menyentuh rasa manusiawi. Karenanya, feature termasuk kategori soft news (berita ringan) yang pemahamannya lebih menggunakan emosi. Berbeda dengan hard news (berita keras), yang isinya mengacu kepada dan pemahamannya lebih banyak menggunakan pemikiran.
2. Mengandung unsur sastra
Satu hal penting dalam sebuah feature adalah ia harus mengandung unsur sastra. Feature ditulis dengan cara atau gaya menulis fiksi. Karenanya, tulisan feature mirip dengan sebuah cerpen atau novel—bacaan ringan dan menyenangkan—namun tetap informatif dan faktual. Karenanya pula, seorang penulis feature pada prinsipnya adalah seorang yang sedang bercerita.
Jadi, feature adalah jenis berita yang sifatnya ringan dan menghibur. Ia menjadi bagian dari pemenuhan fungsi menghibur (entertainment) sebuah surat kabar.

Contoh Feature
‘Pengamen’ Gitar Kecil dan Kursi Roda

Wajahnya yang polos, badannya yang mungil, tenaganya yang masih terbatas namun semangat hidupnya amatlah luar biasa,  itulah gambaran dari seorang anak bernama Sendi (7) yang sekarang menduduki bangku Sekolah Dasar (SD) kelas 1. Dan anak sekecil itu harus menjadi tulang punggung keluarganya sendiri semenjak di tinggalkan almarhum ayahnya.

Dia anak pertama dan satu-satunya dari pasangan Bu Sarimah dan Alm Pa Darmin, Pa Darmin 2 tahun yang lalu meninggal dunia karena sakit yang dideritanya. Hari-harinya kini hanya bersama ibunya dijalani dengan penuh perjuangan dan kerja keras agar bisa bertahan hidup di sepetak rumah yang amatlah sederhana.

Aktifitasnya dimulai dari pagi hari dari pukul 07.00 Sendi menjalani harinya seperti biasa, pergi ke sekolahnya menuntut ilmu dengan semangat belajar yang luar biasa. Dia termasuk anak yang pintar dan dapat bersosialisasi yang baik dengan teman-temannya. Setelah jam 10.00 tiba waktu Sendi sekolahpun selesai, dia bergegas kembali ke rumah untuk menemui ibunya dan menyempatkan untuk mengerjakan tugas sekolahnya dahulu.

Setelah selesai barulah dia makan siang dan dilanjutkan mengerjakan pekerjaan di rumahnya dahulu, membersihkan alat-alat makan dan menyapu rumahnya, barulah sekitar pukul 12.00 siang pun Sendi dan Ibunya sudah siap pergi untuk
mencari nafkah demi menyambung nafas kehidupannya.

Dengan pakaian yang seadanya dibawah teriknya matahari mereka mengamen dari rumah ke rumah, jalan ke jalan, dan Sendi yang sering mengamen dari bis ke bis pun dijalankannya. Sendi mengamen dengan menyanyi mengalunkan nada indah dari suara murninya di tambah dengan alunan suara gitar kecil yang dibawanya.

Bayarannya pun tak seberapa, uang recehanpun menjadi harapan, dia sudah amat bersyukur ada orang yang memberinya. Penghasilan mereka tiap harinya pun tak menentu, ”Gimana rejekinya aja, kadang banyak kadang juga sedikit.. Ya namanya juga ngamen belum tentu ada yang ngasih juga” ucap Ibu Sarimah.

Sedikitnya penghasilan mereka per hari bisa sampai Rp.40.000,- atau besarnyapun Rp.60.000,- kalau lagi banyak rejekinya. “Uang banyak ini buat Ibu, biar Ibu sembuh dan ngga pake kursi roda lagi.” Ujar Sendi dengan nada polosnya. Dan uang itu mereka manfaatkan  untuk biaya makan sehari-hari juga untuk kelanjutan kebutuhan sekolah Sendi.

Ibunya hanya ingin Sendi tetap sekolah, sebagai anak satu-satunya Ibu Sarimah inginkan Sendi jadi anak yang lebih baik, mampu sekolah dan bisa membahagiakan Ibunya dan Ayahnya kelak, walaupun keadaan sekarang yang dijalaninya masih penuh dengan perjuangan.

Keadaan yang terbatas tak membuat mereka berputus asa, Ibu Sarimah dan Sendi tetap bertahan hingga saat ini semenjak ditinggalkan suaminya untuk selama-lamanya. Dan kondisi Ibu Sarimah saat ini yang mengalami cacat, kedua kakinya di amputasi karena kecelakaan terseret kereta api yang menimpanya 1 tahun lalu. hingga saat ini kemanapun Ibu Sarimah harus menggunakan kursi roda.

Ibu Sarimah selalu menemani anaknya mengamen, di sepanjang jalan Sendi mendorong kursi roda Ibunya apalagi disaat jalanan menanjak dengan tenaga kecilnya Sendi tetap mendorong kursi roda tersebut, dan di saat jalanan menurun Sendipun duduk di pangkuan ibunya. Dan di saat Sendi mengamen di bis Ibunya mengamen pula di bawah lampu merah sambil menjual minuman gelas. Di bawah terik matahari Ibunya setia menunggu hingga anaknya kembali.

Aktifitas itu dilakukan terus setiap hari oleh Sendi dan Ibunya. Siang hingga malam, panas dan hujan tak terasa asing bagi tubuh mereka untuk mencari nafkah ditengah padatnya aktifitas orang-orang yang tak biasa seperti mereka. Tidak ada gantungan harapan kepada orang lain yang dapat membantunya kecuali tetap kuat tegar menjalani hari-harinya dengan pengorbanan sendiri.

Hingga waktu menunjukan pukul 20.00 malam, mereka pun kembali lagi ke rumahnya, sebelum sampai rumah mereka membeli 2 nasi bungkus untuk makan malam yang akan mereka makan nanti di rumah bersama-sama. Setelah sampainya di rumah mereka bergegas untuk istirahat, merebahkan badan melepas rasa lelah, penat, panas dingin di perjalanan setelah seharian mencari uang.

Tak lama sebelum tidur mereka membersihkan dirinya dan menghabiskan waktu malamnya dengan berbincang-bincang juga menghitung hasil yang mereka dapatkan hari ini. Setelah selesai merekapun makan malam dengan menu nasi bungkus yang dibelinya tadi di simpang jalan.

Malam semakin larut segeralah mereka tidur, Sendi bersiap untuk tidur didalam dekapan sang Ibu yang selalu bersamanya, penuh dengan hangat dan tak lupa mengantarkan doa sebelum mata terpejam special untuk ayah tercinta disana. Dan mereka selalu berharap agar di hari esok mereka tetap dalam keadaan sehat, terjaga dan bisa kembali mengamen lagi untuk bertahan hidup. Dan Sendi suatu saat nanti akan menjadi anak yang membanggakan bagi kehidupan keluarga kecilnya.(*
 Di tengah-tengah gemericik hujan yang turun di kawansan Wisata Puncak Bogor,  seorang pria paruh baya dengan berseragam celana coklat, topi abu-abu, kemeja putih dengan dibalut rompi petugas polisi justru sibuk dengan tugasnya mengatur parkiran di pinggir Jalan Raya Puncak KM 77 Cisarua Bogor. Nampak wajah yang begitu bersahaja menyapa para pengendara kendaraan bermotor baik itu mobil maupun motor yang hendak parkir di lahan parkirnya.
Pria kelahiran 40 tahun silam itu bernama lengkap Jamaludin, merupakan ayah dari tiga orang anak hasil penikahan dengan istrinya bernama Handayani. Menurutnya, ia telah bertugas sebagai tukang parkir di Jalan Raya Puncak sejak 15 tahun yang lalu. “Saya bekerja sebagai tukang parkir di sini sekitar 15 tahun yang lalu, setelah memiliki satu anak. Tugas saya di sini sih bukan hanya memarkirkan kendaraan, kadang saya juga membantu warga untuk menyebrang jalan”ucapnya sambil tersenyum.
Di kawasan wisata Puncak sendiri area parkir di pinggir jalan raya sangat mudah ditemui, dari mulai keluar Tol Jagorawi hingga ke daerah Cipanas. Hal tersebut sangat berarti bagi warga sekitar, karena memunculkan ‘lahan kerja’ bagi mereka yang tidak memiliki pekerjaan tetap seperti halnya Pak Jamaludin.  Keramaian lalu-lintas kawasan wisata Puncak memang tak terbantahkan lagi, dengan panorama alam yang menakjubkan, menjadikan Puncak sebagai tempat tujuan wisata yang dapat menghilangkan penat rutinitas kegiatan sehari-hari. Menurut Pak Jamal, per harinya beliau dapat penghasilan sekitar 20 hingga 40 ribu rupiah, cukup tidaknya penghasilan tersebut ia terima dengan lapang dada. “Setiap hari paling saya dapat 20 rebu kalau lagi sepi, kalau lagi rame saya bisa mendapatkan uang sekitar 50 rebu. Penghasilan berapa pun saya    mah terima-terima aja, yang penting masih bisa makanujarnya dengan logat bahasa sunda yang kental.
Profesi Pak Jamal sebagai tukang parkir jalanan justru kontradiktif dengan kebijakan pemerintah tentang ketersedian ruang parkir dalam Undang-undang No. 22 tahun 2009 Pasal 34 ayat 3. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa fasilitas parkir di dalam Ruang Milik Jalan hanya dapat diselenggarakan di tempat tertentu yaitu pada jalan kabupaten, jalan desa, atau jalan kota yang harus dinyatakan dengan rambu lalu lintas dan atau Marka Jalan.
Tentang peraturan tersebut Pak Jamal tidak mengetahuinya sama sekali, ia selama ini nyaman-nyaman saja sebagai tukang parkir di Jalur Puncak. Tidak pernah ada petugas keamanan atau polisi yang menegurnya. “Selama saya bertugas, saya tidak tahu dan tidak ada yang memberi tahu sama sekali tentang peraturan-peraturan lalu lintas, malahan saya dikasih rompi sama petugas polisi karena dianggap pekerjaan saya telah membantu tugas beliau. Ini rompinya yang saya pakai” ujarnya sambil menunjukkan rompi yang sedang ia pakai. Dengan rompi yang ia pakai, pak Jamaludin mengaku semakin bersemangat dalam menjalankan tugasnya. Baginya itu sebuah tanda bahwa pekerjaan yang digelutinya selama ini telah berjasa bagi orang lain dan telah diakui oleh instansi kepolisian.
Di era sekarang dengan daya persaingan yang tinggi, Pak jamal tidak memiliki pilihan pekerjaan lain. Pendidikan terakhirnya yang tidak sampai tamat sekolah dasar membuatnya sulit mencari pekerjaan. Walau dengan penghasilan yang sangat pas-pasan ia tetap bertahan dalam pekerjaannya. Tak terbayangkan olehnya jika harus kehilangan pekerjaan yang telah bertahun-tahun ia geluti. Karena pekerjaannya ini, Pak Jamal begitu dikenal oleh warga sekitar bahkan ia dikenal oleh para petugas Polantas.
Meskipun di sisi lain, keberadaan lahan parkir di sepanjang Jalan Raya Puncak sedikit-banyak berkontribusi terhadap kemacetan lalu lintas yang sering terjadi di Kawasan Wisata Puncak, namun menurut Pak Jamal, infrastruktur jalan yang sudah tidak sebanding dengan kendaraan masuk dan melintaslah yang menjadi masalah utama kemacetan di kawasan Puncak selama ini. “Sebenarnya di sini bukan kita yang bikin macet. Jalannya seukuran begini, kendaraan yang lewatnya banyak banget mas, wajar aja macet. Polisinya yang ngatur juga kewalahan. Kita malah sering bantu mereka ngatur jalanan”.
Penduduk sekitar pun sangat menghargai tugas Pak Jamal, karena membantu mereka dalam menyeberang jalan serta mengatur lalu lintas seperti halnya yang diutarakan oleh Pak Andi, tukang ojek di dekat lahan parkir Pak Jamal. “Ya, beliau sangat berjasa buat kita. Dia sering membantu orang-orang sini menyeberang jalan. Tahu sendiri Jalanan Puncak padet banget, dan turunannya curam. Jadi kita kadang takut untuk menyeberang apalagi kalau hari libur”.  Hal tersebut memang benar adanya, sekitar 40 ribu kendaraan tercatat melintas Gerbang Tol Ciawi seperti dikutip di akun twitter @TMCPolresBogor. Antrean kendaraannya hingga 10 KM.
Pak Jamal, seringkali membantu Polantas yang bertugas di dekat lahan parkirnya dalam mengatur lalu lintas jika ada kemacetan. Tidak ada harapan untuk mendapat imbalan apapun dari petugas polantas tersebut. Baginya itu juga merupakan tugasnya sebagai orang yang mendapat uang di jalanan.
Selain peduli akan kondisi jalanan, Pak Jamal juga begitu peduli terhadap keluarganya. Setiap ia pulang dari tugasnya, Pak Jamal langsung memberikan penghasilannya kepada istrinya.  Selanjutnya ia menghampiri anaknya yang semuanya masih duduk di bangku sekolah. Pak Jamal membagi-bagi pula penghasilannya kepada seluruh anaknya secara merata.
Jasa seorang tukang parkir sepertinya mungkin memang tidak akan pernah dianggap besar oleh orang lain. Namun baginya, semua yang dilakukan atas dasar ikhlas akan memiliki manfaat bagi orang lain. Tak mengenal hujan, atau bahkan di saat sakit pun ia akan berusaha bekerja semaksimal mungkin selama ia bisa melakukannya.
Istrinya yang setiap hari begitu mengandalkan penghasilan suaminya tersebut selalu memberikan dukungan yang maksimal baginya. “Istri dan anak saya adalah segalanya bagi saya. Mereka lah yang selama ini mendukukung saya dan menjadi tonggak semangat saya. Di jalanan orang tidak peduli akan kondisi saya. Saya bekerja untuk orang lain dan untuk membantu bukan untuk melanggar”.
Harapan Pak Jamal, jika memang ada kebijakan dari pemerintah yang berkaitan dengan pekerjaannya sebagai tukang parkir hendaknya disosialisasikan kepada beliau. Dan ia pun mengharapkan adanya pelatihan atau pengarahan tentang aturan-aturan lalu lintas yang ada.
“Peraturan lalu-lintas tentu harus kami taati, namun kami harus tahu dan mengerti tentang peraturan tersebut” ujarnya.

1 komentar:

Unknown mengatakan...

Halo, saya ingin bertanya, ciri-ciri feature yang Anda sebutkan di atas itu menurut teori siapa ya? Saya sedang mencari teori ciri-ciri feature, barangkali Anda dapat membantu saya. Terima kasih. :)

Copyright 2009 selhye_zirra. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates
Efek Blog