Kagum Diri


Share on :


Kagum diri dapat diartikan suatu penyakit hati yang membuat seseorang merasa bahagia dengan pujian dari orang lain dan merasa diri paling baik melebihi orang lain. Faktor-faktor penyebab sikap kagum diri, diantaranya pujian yang diberikan kepada seseorang secara berlebihan dan tanpa mengindahkan tata cara yang ditetapkan syariat Islam dalam memberikan pujian kepada seseorang.
Pujian tersebut mempengaruhi orang yang dipuji. Dia akan merasa mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki orang lain. Ini akan membuat orang yang dipuji merasa kagum pada diri sendiri. Tata cara atau etika memuji dalam syariat Islam ada tiga yaitu tidak boleh berlebihan, ditujukan untuk hal-hal yang benar dan tidak menimbulkan fitnah, yaitu membuat orang yang dipuji menjadi kagum pada dirinya sendiri.
Apabila tata cara tersebut dapat dipenuhi, maka seseorang boleh memuji orang lain. Dari Abdurahman bin Abi Bakrah dari ayahnnya menceritakan bahwa ada seseorang memuji orang lain dihadapan Rasulullah saw. 
Rasulullah saw lalu bersabda, "Celaka engkau! Engkau memotong leher saudaramu." Rasulullah saw mengulangi beberapa kali perkataan tersebut. Kemudian Rasulullah saw bersabda, "Apabila engkau terpaksa harus memuji seseorang, hendaknya engkau berkata, 'Sepanjang yang aku ketahui tentang dia-dan Allah juga mengetahui tentang dia dan saya tidak dapat menyembunyikan dia dihadapan Allah-dia begini dan begitu.'" (HR Bukhari dan Muslim)

Faktor lainnya yang menyebabkan seseorang kagum diri yaitu orang yang kagum diri hanya memperhatikan nikmat yang didapatinya tanpa memperhatikan Zat yang memberikannya. Ia merasa nikmat tersebut didapatnya karena kepandaiannya, bukan karena pemberian Allah swt, seperti anggapan Qarun.
Allah swt menceritakan perkataan Qarun mengenai harta yang dimilikinya dalam Al Qur'an,
 "Qarun berkata,  Sesungguhnnya aku diberi harta itu hanya karena ilmu yang ada padaku.'" (QS al-Qashash: 78)
Orang yang kagum diri lupa atau pura-pura lupa bahwa segala kenikmatan yang diperolehnya semuanya hanya berasal dari Allah swt.
Allah swt berfirman: Dan apa saja yang ada di langit dan di bumi, maka itu dari Allah (datangnya). (QS an-Nahl: 53)
Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun. Lalu Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati agar kamu bersyukur. (QS an-Nahl: 78)
Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezeki kepada kamu dari langit dan bumi? Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Dia, maka mengapa kamu berpaling (dari-Nya). (QS Fathir: 3)
Lalai atau tidak memahami hakikat diri dapat menyebabkan seseorang menjadi kagum diri. Seseorang yang kagum diri, tidak sadar akan hakikat dirinya, bahwa dirinya berasal dari air yang hina yang keluar dari tempat keluarnya air kencing, selalu berada di dalam kekurangan sepanjang hidupnya dan akan kembali ke dalam tanah menjadi bangkai. Selain tidak memahami hakikat dirinya, seseorang juga dapat menjadi kagum diri karena dia selalu mendapatkan penghormatan yang berlebihan dari masyarakat, yang bertentangan dengan ajaran Islam. Misalnya, orang-orang berdiri cukup lama untuk menghormatinya, mencium tangan, menundukkan kepala mereka sampai berlebihan, berjalan dibelakangnya dan penghormatan yang berlebihan lainnya.
Rasulullah saw bersabda, "Barangsiapa mengharapkan agar orang berdiri (di waktu dia datang), maka bersiap-siaplah untuk mengambil tempat di neraka." (HR Abu Daud)
Suatu ketika Rasulullah saw mendatangi para sahabatnya. Saat itu para sahabat sedang bersandar pada tongkat. Ketika melihat yang datang adalah Rasulullah saw, mereka segera berdiri tegak dengan maksud untuk menghormatinya, maka Rasulullah saw yang melihat hal tersebut bersabda, "Janganlah kalian berdiri seperti yang dilakukan bangsa lain dalam menghormati satu sama lainnya." (HR Abu Daud)
Seseorang yang mendapatkan ketaatan yang berlebihan dari orang lain, yang lepas dari ketentuan-ketentuan Allah swt. Apapun kehendaknya selalu dipenuhi, baik kehendak tersebut baik atau buruk. Ini pada akhirnnya dapat menjadikan seseorang kagum diri.
Rasulullah saw bersabda, "Wajib atas orang Muslim untuk taat (kepada pemimpinnya), suka atau tidak suka, kecuali jika ia diperintahkan untuk berbuat maksiat kepada Allah. Apabila seorang pemimpin memerintahkannya melakukan maksiat, maka dia tidak boleh mematuhinya." (HR Muslim) Kagum diri dapat berakibat buruk, diantara dampak buruk tersebut adalah terjerumus ke dalam sikap ghurur (terperdaya) dan takabur. Sikap ghurur yaitu sikap meremehkan orang sedangkan takabur adalah sikap seseorang yang merasa dirinya lebih tinggi daripada orang lain dan tidak mau menghormati orang lain. Dampak buruk dari kagum diri selain bersikap ghurur dan takabur yaitu tidak mendapatkan taufik dari Allah swt.
Dia tidak mendapatkan taufik dari Allah swt karena ketentuan Allah swt bahwa orang yang mendapatkan taufik adalah orang yang menyerahkan dirinya kepada Allah swt dan tidak memberikan bagian sedikitpun kepada setan di dalam hatinya. Dampak buruk lainnya yaitu orang yang kagum diri akan dibenci orang lain. Orang yang kagum diri akan dibenci Allah swt. Orang yang dibenci Allah akan dibenci penduduk langit dan bumi.
Rasulullah saw bersabda, "Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah memanggil malaikat Jibril, lalu berfirman kepadanya, 'Aku mencintai si fulan, maka hendaknya engkau mencintainya.' Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian malaikat Jibril menyerukan kepada para penduduk langit, 'Sesungguhnya Allah mencintai si fulan, maka hendaknya engkau kalian mencintainya.' Maka penduduk langit pun mencintainya. Kemudian hamba tersebut dicintai oleh penduduk bumi. Apabila Allah membenci seorang hamba, maka Allah memanggil malaikat Jibril dan Dia berfirman, "Sesungguhnya Aku membenci, maka hendaknya engkau membencinya. Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyerukan kepada penduduk langit, 'Sesungguhnya Allah membenci si fulan, maka hendaknya kalian membencinya.' Maka penduduk langit pun membencinya. Kemudian dia dibenci oleh penduduk bumi." (HR Bukhari dan Muslim)
Seseorang yang terkena penyakit kagum diri dapat dilihat dari beberapa tanda yaitu selalu memuji diri. Orang tersebut selalu memuji dan mengagungkan diri sendiri. Pada saat yang sama, ia melupakan atau pura-pura lupa terhadap firman Allah swt,
"Maka janganlah kamu mengatakan dirimu suci. Dialah (Allah) yang paling mengetahui tentang orang yang bertaqwa." (QS an-Najm: 32)
Orang yang kagum diri tidak mau menerima nasihat dari orang lain, bahkan membencinya dan merasa senang jika mengetahui aib orang lain. Seorang Muslim yang terkena penyakit kagum diri harus segera bertobat dan berusaha untuk menyembukan dirinya dari penyakit hati tersebut.
Cara-cara yang dapat dilakukan agar tidak terkena penyakit kagum diri, diantaranya yaitu selalu ingat hakikat diri. Orang yang kagum pada diri sendiri harus sadar bahwa nyawa merupakan anugerah Allah swt. Jika nyawa tersebut meninggalkan badannya, maka badan tersebut tidak ada harganya sama sekali.
Dia harus sadar bahwa tubuhnya dibuat dari tanah yang diinjak-injak oleh manusia dan binatang, kemudian dari air mani yang hina dan akhirnya kembali lagi menjadi tanah. Masa antara awal penciptaan dan kembali menjadi tanah tersebut, setiap manusia selalu membawa kotoran di perutnya, yang jika tidak dikeluarkan dapat berakibat orang tersebut merasa sakit.
Kesadaran diri ini, insya Allah akan membantu seseorang menghilangkan penyakit kagum pada diri sendiri. Sebagian ulama salaf jika merasa kagum diri akan bertanya kepada dirinya sendiri, "Apakah engkau tahu siapa saya?" Lalu dijawabnya sendiri, "Ya, saya tahu siapa engkau. Engkau hanyalah setetes air mani yang akan menjadi bangkai. Sedangkan sekarang engkau berada di antara keduanya sambil membawa kotoran di dalam perutmu." Orang yang kagum diri harus sadar hakikat dunia dan akhirat.
Orang yang kagum diri selalu sadar bahwa dunia tempat menanam (beramal) untuk kebahagiaan hidup di akhirat. Dia harus sadar bahwa sekalipun umurnya panjang, dia tetap akan mati dan harta yang dimilikinya selama
hidup di dunia tidak akan dibawanya. Satu-satunya 'harta' yang dibawanya adalah amal yang dia dapatkan selama hidup di dunia.

Kesadaran semacam ini akan mendorong seseorang untuk terhindar dari penyakit kagum diri. Orang yang kagum diri harus selalu ingat pada nikmat Allah swt yang diberikan kepada manusia yang besar dann mencakup segala kehidupan manusia.
Allah swt berfirman, "Dan jika kamu mau menghitung nikmat Allah, niscaya kamu tidak dapat menghitungnya (karena sangat banyaknya)." (QS Ibrahim: 34)

Kesadaran ini akan mendorong seseorang merasa lemah dan merasa butuh kepada Allah swt. Mereka yang terkena penyakit kagum diri hendaknya selalu mengingat kematian.

0 komentar:

Copyright 2009 selhye_zirra. All rights reserved.
Bread Machine Reviews | watch free movies online by Blogger Templates
Efek Blog